Rabu, 07 Juli 2010

Rusaknya Sistem Pendidikan diIndonesia


Sindrom sekolah telah mengalir deras ke seluruh peredaran darah dan menekan dinding-dinding otakku dari dalam....Merampok kebahagiaanku. Aku semakin tak betah disekolah. Ditambah lagi dengan keberadaan guru penghancur mental siswa. Guru yang mempermalukan murid didepan umum. Guru yang tidak mempergunakan jangka sebagai alat mengajar melainkan sebagai alat menghajar.
Guru yang membuat kelas sesunyi kuburan dengan dalih menciptakan suasana kondusif.
Sekolah seperti memenjarakan dan hanya mengotori otakku, menghambat impian masa depanku. Sekolah itu seperti susah payah menimba air dari dalam sumur lalu mengguyurnya ketempat semula. Inilah wajah pendidikan yang terpampang jelas dinegri yang kita cintai ini, sebuah sistem yang akan berpengaruh besar dalam membentuk pribadi dan masa depan sang penerus bangsa, Remaja...
Lihat keadaan yang dialami anak-anak remaja kita saat ini, diberbagai sisi negri ini terjadi pembodohan diri yang secara tak sadar dilakukan oleh remaja-remaja kita. Sangat tampak keluguan dari pola tindak dan sikap yang ia lakukan selama ini.
Meski perbuatannya itu mungkin didasari oleh ketinggian akademik yang dia miliki, namun seakan semua itu tak ada gunanya. Apalah arti sebuah pengetahuan yang tak dapat memberikan andil bagi perjalanan kehidupan mereka kedepan. Sebagai remaja yang ingin terus belajar dalam arti yang sebenarnya, Aku tidak ingin tersesat disekolah.
Aku prihatin dengan kondisi remaja bangsaku saat ini, entah apa yang mesti saya lakukan untuk menolong teman-temanku ini, yang belum sempat aku tahu namanya namun telah membuatku sedih dengan segala perbuatan yang sangat keluar dari garis kewajaran. Pemerintah yang seharusnya bisa memberikan "sesuatu" buat mereka, malah terduduk diam dengan keadaan antipati terhadap keadaan ini.
Perlukah kita rombak sistem pendidikan dinegri ini, yang telah menghancurkan mental pemuda bangsa kita?dan siapakah yang bertanggungjawab atas semua ini?
Atas semua ketidakperhatian mereka terhadap masa depan bangsa ini, akankah masih ada sesosok "Tokoh" yang bisa menjadi penerus bangsa ini?Dengan penjajahan semu yang kita alami saat ini, masihkah bisa pemuda kita mempertahankan kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pahlawan kita dulu?bahkan setetes keringat merekapun tak dapat kita bayarkan...
"Alangkah Lucunya negri ini", mungkin inilah kata yang tepat disematkan untuk negri kita.Bangsa yang lebih mementingkan sisi akademis materialis kapitalis dan memandang sebelah mata mental agamis yang telah lama dijaga oleh bangsa timur, yang saat ini hampir terkikis habis oleh budaya "Barat" yang masuk dengan senjata "Mandraguna" yang sangat dahsyat,"MEDIA"...
Tanpa ada tandingannya sedikitpun,Media mendominasi faktor prilaku para remaja kita saat ini. Dengan mengusun berbagai perlawanan terhadap peperangan ini, masih ada pemerhati bangsa ini yang tanpa mencoba untuk menghancurkan peranan media, mereka memberikan sedikit tulisan penanya demi sekedar penetralisir doktrin "barat" yang semakin hari semakin merajalela.
Setidaknya dari sedikit jalan ini, remaja kita sedikit membuka mata mereka atas segala khayalan yang selama ini telah menidurkan mereka.
Bukan salah remaja kita atas semua ini, namun kita hanya perlu memperbaiki mereka dari pola berpikir yang telah salah dari sistem pendidikan yang mereka enyam di Sekolah mereka. Perlu sebuah kesadaran yang serius dari pemerintah untuk memperbaiki semua ini. Karena didunia yang fana ini, sains dan teknologi tidaklah cukup untuk membekali mereka tapi perlu sebuah pengetahuan yang cukup untuk mendasari Akal mereka dengan Konsep-konsep Ketuhanan yang hakiki tanpa ada sebuah perubahan paradigama atas pelajaran tersebut.

Baca pula:
Proposal Penelitian Pengaruh status sosial terhadap perilaku bersih masyarakat pesisir pantai di kota Parepare 
Kepemimpinan subjektif dan objektif
Wanprestasi,sanksi, ganti kerugian dan keadaan memaksa dalam perspektif Fiqh muamalah
Overmacht yang objektif sebagai alasan untuk batalnya perjanjian jual beli
Peranan managemen SDM dalam organisasi(tinjauan aspek administrasi)

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentarnya dong...